KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia, dan
ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini
yang berjudul“Perilaku Organisasi”. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai
salah satu tugas Individu pada mata kuliah “Pengantar Administrasi”.
Dalam
kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen
pembimbing serta semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang
terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa.
Makassar, 1 juni 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………..................................................................... i
KATA PENGANTAR
…………………................................................................. ii
DAFTAR ISI…………………………………………............................................. iii
A. BAB 1 PENDAHULUAN
a.
LATAR
BELAKANG..........................................................................................
1
b.
RUMUSAN
MASALAH......................................................................................
2
c.
TUJUAN
DAN MANFAAT.................................................................................
2
B.
BAB
II PEMBAHASAN
a.
PENGERTIAN
PERILAKU ORGANISASI........................................................ 3
b.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ORGANISASI....5
1. Peningkatan
produktivitas....................................................................................5
2.Pengurangan
kemangkiran....................................................................................5
3. Penurunan
turn over............................................................................................5
4. Peningkatan kepuasan
kerja................................................................................5
c. FAKTOR-FAKTOR
YANG MENGHAMBAT PERILAKU ORGANISASI..... 9
C.
BAB III PENUTUP
a.
KESIMPULAN................................................................................................. 12
b. SARAN............................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Perilaku
Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang
organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang
mempelajari organisasi,dengan memanfaatkan
metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu
politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin
lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.Organisasi
dalam pandangan beberapa pakar seolah-olah menjadi suatu “binatang” yang
berwujud banyak, namun tetap memiliki kesamaan konseptual. Atau dengan kata
lain, rumusan mengenai organisasi sangat tergantung kepada konteks dan
perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan tersebut.
Setiap
manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama
dalam satu hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Bagi
masyarakat pada era industrialisasi sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu
aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat modern bekerja merupakan
suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan berupa uang
atau jasa, ataupun dalam rangka mengembangkan dirinya.
Komunikasi
mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima
pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan
ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. hal Ini mengandung
elemen-elemen yang ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu
bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau
komunikasi masa. Dalam komunikasi ini kita juga akan menyinggung sedikit
tentang Perhatian, Pemahaman dan Mengingat Informasi.
B. Rumusan masalah
Masalah-masalah yang akan di pecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah
pengertian dari perilaku organisasi?
2. Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi?
3.
Apa faktor-faktor yang menghambat perilaku organisasi?
C. Tujuan dan manfaat
Tujuan
a. Untuk
mengetahui pengertian Perilaku Organisasi
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku organisasi
c. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat
perilaku organisasi
Manfaat
1.
Bagi penulis manfaatnya yakni menambah
wawasan serta dapat memahami tentang Perilaku organisasi.
2. Bagi
mahasiswa, manfaat dibuatnya makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Perilaku Organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian perilaku organisasi
Pengertian
perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mengamati tentang pengaruh
perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi dengan
maksud untuk mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki keefektifan organisasi.
Dari
pengertian tersebut diatas berdasarkan thesis bahwa pengertian
manajemen ialah pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka
manajemen harus memusatkan pada hubungan antar orang. Hal ini kadang-kadang
juga disebut penelahaan “human relation”, “leadership” atau “behavioral
sciences approach”. Pada perilaku keorganisasian dikembangkan teori-teori baru,
metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial dalam peristiwa-peristiwa antara
perorangan dan dalam hubungan perorangan sampai pada hubungan kebudayaan.
Dengan kata lain hubungan ini menekankan pada aspek kemanusiaan didalam
manajemen, dengan prinsip apabila orang-orang bekerjasama untuk mencapai tujuan
tujuan tertentu, maka sudah seharusnya apabila orang sudah mengerti orang lain
yang menjadi teman/kelompok kerjanya.
Perilaku
organisasi konsern dengan situasi hubungan manusia, sebab hal ini eratkaitannya
dengan: pekerjaan, absensi, pergantian karyawan, produktivitas, prestasi
seseorang dan manajemen. Perilaku keorganisasian juga meliputi: motivasi,
perilaku dan kekuatan/tenaga kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur
kelompok dan proses, konflik, desain pekerjaan, dan stres.
Dari
keterangan tersebut diatas dapat diilustrasikan statemen yang berkaitan dengan manfaat
perilaku keorganisasian sebagai berikut :Tingkat kegembiraan/keserasian
karyawan menjadikan karyawan tersebut menjadi produktif.Semua individu karyawan
produktif, bila pimpinan bersahabat, menaruh kepercayaan dan mengadakan
pendekatan.
1. Efektifitas
interview dalam seleksi.
2. Setiap
orang berkeinginan/bertantang dalam pekerjaan.
3. Pelaksanaan
pekerjaan dengan baik.
4. Setiap
termotivasi oleh uang.
5. Sebagian
besar orang sangat lebih konsern terhadap ukuran besarnya gaji
kemudian yang lainnya.
6. Sebagaian
besar efektivitas kelompok dengan ketiadaan konflik.
Kebenaran
dan keadaan statemen/pernyataan tersebut sepenuhnya adalah adalah teruji oleh
kepentingan waktu sehingga sistematik pendekatan dalam studi perilaku
keorganisasian dapat memberikan improvisasi yang bersifat menjelaskan dan
prediksi kecakapan/ketrampilan, bakat/kemampuan. Kemampuan berhubungan dengan
sifat yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang
menyesaikan pekerjaan, sedangkan kecakapan/ketrampilan berhubungan dengan
menyelesaikan pekerjaan tugas yang dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang
pada waktu yang tepat.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku organisasi
1.Peningkatan
produktifitas
Organisasi
dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tersebut
dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang paling
rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan
keefektifan dan keefisienan.
2.Pengurangan
kemangkiran
Kemangkiran
adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran yang
tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi organisasi.
3.Penurunan
Turn Over
Turn
over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4.Peningkatan
kepuasan kerja
Kepuasan
kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan dan
banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan dikatakan merasakan
puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan matematis.
Perilaku
organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan,
kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan
pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Apa yang
dipelajari, yaitu bagaimana perilaku: perorangan (individu) kelompok struktur.
Perilaku organisasi mempunyai tiga
dimensi konsep, yaitu :
1)Dimensi
Konsep
Dimensi
konsep mencakup ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya, dan seluaruh
elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling
berkaitan.
2)Dimensi
Sistem
Dimensi
sistem mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk melakukan suatu
kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-pendekatan
matematis atau logika.
3)Dimensi
Manusia
Dimensi
manusia adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu
psikologi.karena,adanya organisai adalah adanya manusia.
(Miftah Toha dan Reni Rosari, UGM)
(Miftah Toha dan Reni Rosari, UGM)
Ketiga
dimensi diatas mencakup filosofi dasar lahirnya ilmu perilaku organisai yang
terdiri dari muliti disiplin ilmu (antroplogi kultural, sosiologi, psikologi
dan manjemen) sehingga dengan penedekatan ilmu-ilmu tersebut perilaku organisai
dapat dibahas. Dalam tataran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan
organisai yang di dalamnya terdapat perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem
yang mendukung adanya organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan
organisasi dapat saling mempengaruhi
PENDEKATAN STUDI PERILAKU
ORGANISASI
Perdekatan
yang menandai perkembangan awal dari studi perilaku yang merupakan pendekatan
perspektif teoritis-makro, yakni :
a)Pendekatan tradisional
Tokoh-tokoh
dalam pendekatan tradisional seperti W. Taylor dan Max Weber.
Pendekatan tradisional memberikan kontribusi dalam studi manajemen antara lain
:Telah mengenalkan teori-teori rasional yang sebelumnya belum ada,Memusatkan
perhatian pada peningkatan produktifitas dan kualitas Menyediakan mekanisme
administratif yang sesuai bagi organisasi,
b)Penerapan
pembagian kerja,
Meletakkan
landasan mengenai efisiensi metode kerja dan organisasi,mengembangkan
prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen.Pendekatan ini kemudian banyak
ditinggalkan karena hanya menekankan aturan-aturan formal, spesialisasi,
pembagian tanggung jawab yang jelas dengan member perhatian relatif kecil
terhadap arti penting personal dan kebutuhan sosial dari individu-individu yang
berada dalam organisasi.
c)
Pendekatan hub.kerja kemanusiaan (human relation approach)
Tokoh-tokoh
dalam pendekatan ini seperti Elton Mayo. Pendekatan hubungan kerja
kemanusiaan memberikan beberapa sumbangan pemikiran dan hipotesisi baru, antara
lainSecara eksplisit pertama kali mengenalkan peranan dan pentingnya hubungan
interpersonal dalam perilaku kelompok,
Secara
kritis menguji kembali hubungan antara gaji dan motifasi,Mempertanyakan
anggapan bahwa masyarakat merupakan kelompok individu yang berusaha untuk
memaksimalkan pemenuhan kepentingan personalnya,Menunjukkan bagaimana sistem
teknis dan sistem sosial saling berhubungan,Menunjukkan hubungan antara
kepuasan kerja dan produktifitas.
Kelemahan pendekatan ini adalah :
·
Mengesampingkan pengaruh struktur
organisasi terhadap perilaku individu,
·
Memandang organisasi sebagai sistem
tertutup dan mengabaikan kekuatan lingkungan politik, ekonomi, dan lingkungan
yang lain,
·
Tidak menjelaskan pengaruh kesatuan
kerja terhadap sikap dan perilaku individu,
·
Meremehkan motifasi keinginan untuk
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan kesadaran sendiri berkaitan dengan
segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan,
·
Memusatkan perhatian pada pengaruh
kelompok kecil namun mengabaikan pengaruh struktur sosial yang lebih luas.
d)
Pendekatan perilaku organisasi (organizational behavior approach)
Tokoh-tokoh
dalam pendekatan ini adalah Thoha dan Gibson. Thoha menyatakan bahwa perilaku
organisasi adalah secara langsung berhubungan dengan pengertian, ramalan, dan
pengendalian terhadap tingkah laku orang-orang dalam organisasi dan bagaimana
sperilaku orang-orang tersebut mempengaruhi usaha pencapaian tujuan organisasi.
Sedangkan
menurut Gibson pendekatan perilaku organisasi adalah :
Ø Way
of thinking
Ø Tingkat
analisis pada level individu, kelompok, dan organisasi.
Ø Interdisciplinary
field
Ø Memanfaatkan
berbagai disiplin, model, teori, dan metode dari disiplin yang ada.
Ø Humanistic
orientation
Ø Manusia
dan segala sikap, perilaku, persepsi, kapasitas, perasaan, dan tujuan merupakan
nilai utama.
Ø Performance
oriented
Ø Selalu
mengarah pada performance.
Ø External
environment
Ø Lingkungan
eksternal mempunyai pengaruh terhadap perilaku organisasi.
Ø Metode
ilmiah (scientific method)
Ø Application
orientation
Ø Memusatkan
perhatian pada untuk menjadwal berbagai permasalahan yang muncul dalam konteks
manajemen organisasi.Perenan
LINGKUP
PERILAKU ORGANISASI
-
Mempelajari perilaku manusia dalam
organisasi melalui tiga tingkatan analisis.
-
Tingkatan Individu : karakteristik
bawaan individu dalam organisasi.
-
Tingkatan Kelompok : dinamika perilaku
kelompok dan faktor-faktor determinannya
-
Tingkatan Organisasi : faktor-faktor
organizational yang mempengaruhi perilaku.
B. Faktor-Faktor Yang Menghambat Perilaku Organisasi
Herbert Kaufman dalam bukunya Limits Of
Organization Change
(1985 :8)
Mengemukakan bahwa
kegagalan untuk mengadakan perubahan didalam organisasi dapat
Disebabkan oleh
beberapa faktor :
Faktor – factor tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori , yaitu :
A.
Hasrat untuk mempertahankan kestabilan
hidup bersama (acknowledged collective benefits of stability)
B.
Pertimbangan atas lawan-lawan yang
mungkin dihadapi untuk mengadakan perubahan (calculated opposition to change).
C.
Ketidakmampuan untuk mengadakan
perubahan (inability to change)
a.
Hasrat untuk mempertahankan manfaat
kestabilan hidup bersama (acknowledged collective benefites or stability)
dengan aturan yang sudah melembaga pada suatu organisasi telah terbentuk pola
prilaku yang sudah disepakati dan tampil sebagai iklim kerja yang mewarnai
kehidupan organisasi yang menciptakan kehidupan stabil dengan rasa aman dan
silahturahmi yang baik antara individu yang terkait. Oleh karena itu adanya
perubahan dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan dan keresahan sehingga
mengundang ketidak stabilan organisasi.
b.
Pertimbangan atas lawan-lawan yang
mungkin akan dihadapi dalam mengadakan perubahan (calculated opposition to
change)
D.
Kelompok oposisi atas perubahan akan
datang dari dalam maupun dari luar organisasi, baik secara perseorangan maupun
berkelompok. Munculnya kaum oposisi ini dapat berdasarkan pada berbagai alasan antara
lain :
E.
Untuk melindungi keadaan yang dipandang
sudah baik dan sedang dinikmati (prevailing advantage).
F.
Untuk melindungi kualitas yang sudah ada
(protection of quality), dalam hal ini dikhawatirkan perubahan didalam
organisasi akan menimbulkan gangguan terhadap kualitas produk yang sudah
dicapai.
G.
Kekhawatiran akan biaya perubahan (psyhic of
change). Dalam hal ini perubahan organisasi terhambat oleh pertimbangan manfaat
perubahan dibandingkan dengan biaya yang harus digunakan.
H.
Ketidakmampuan untuk berubah menurut
pendapat Herbert Kaufmant (1985:15) adalah karena beberapa alasan antara
lain :
1). Pembuatan mental (mental Blinders)
a). Pembuatan Mental (Mental Blinders)
Pembuatan mental didalam organisasi antara lain melalui prilaku secara
terprogram melalui metode yang sama dengan pengarahan, instruksi atau
indoktrinasi sehingga tertanam pada semua anggota organisasi. Pengisian posisi
didalam organisasi didasarkan pada pemilihan tidak hanya atas keahlian.
2). Hambatan Sistem (systemic Obstacles)
a). Hambatan Sistem
Hambatan system merupakan hambatan internal dalam diri orang-orang dalam
organisasi yang membentuk Karena pengendalian dari luar diri orang-orang
tersebut, yaitu dari system organisasi.
Hambatan-hambatan
tersebut meliputi :
1). Keterbatasan
sumber daya (resource limition)
Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya
alam maupun sumber daya manusia, sehingga tidak mampu membiayai perubahan yang
diharapkan.
2). Terperangkap oleh
biaya (Sunk Cost)
Perubahan yang diharapkan dilaksanakan dalam organisasi dapat terhambat karena
organisasi terperangkap oleh biaya yang harus dikeluarkan untuk kekayaan yang
tidak dapat dengan cepat diuangkan sebagai akibat investasi pada kekayaan tetap
yang memberikan hasil (ROI) tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3). Akumulasi
hambatan-hambatan perilaku yang bersifat resmi (accumulations of official
constrain’s on Behaviour).
Hambatan-hambatan ini dapat berupa status, ketentuan-ketentuan hokum, hubungan
personal didalam struktur organisasi ,dan lain-lain, yang semakin berpengalaman
suatu organisasi, semakin berkembang ketentuan-ketentuan resmi yang melembaga
dan membatasi perilaku individu-individu didalamnya.
4). Hambatan-hambatan
perilaku yang tidak resmi dan tidak direncakan.
Hambatan ini datang melalui kelompok informal didalam organisasi formal, berupa
antara lain sabotase bawahan terhadap program perubahan.
5). Kesepakatan antar
organisasi
Perubahan organisasi juga dapat terhambat oleh kesepakatan organisasi dengan
organisasi lain. Kesepakatan ini dapat berupa kontak kerja, kesepakatan dengan
pelanggan (perjanjian jual beli), kesepakatan dengan pesaing (melalui OPS),
kesepakatan untuk mematuhi ketentuan pemerintah, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan
perubahan didalam organisasi, maka hambatan-hambatan tersebut harus dapat
diantisipasi dan diatasi, mengingat bahwa perubahan didalam organisasi
merupakan tuntutan yang perlu dilaksanakan seiring dengan laju dinamika
masyarakat tempat organisasi berbeda. Perubahan ini dapat dilaksanakn sebagai
keharusan atau secara sukarela (involuntary change or voluntary change).
BAB
III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Iklim organisasi adalah persepsi
individu terhadap praktek dan prosedur yang berasal dari pengalamannya
berinteraksi di lingkungan organisasinya, dalam hubungannya dengan
kesejahteraan mereka dan dapat mempengaruhi perilakunya di organisasi.
Kualitas pelayanan merupakan
bentuk performansi yang identik dengan perilaku karyawan di perusahaan.
Perilaku karyawan tersebut di perusahaan dapat dipengaruhi oleh iklim
organisasi. Iklim organisasi yang positif terwujud ketika karyawan mempersepsi
positif suasana, dimensi-dimensi, praktek, dan prosedur di tempat kerjanya.
Hasilnya yaitu sikap dan perilaku karyawan yang timbul pun positif dan
mendukung ke arah pemberian pelayanan yang berkualitas.
Berdasarkan analisis di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi memiliki sumbangan efektif
terhadap kualitas pelayanan sebesar sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam analisis ini.
B.SARAN
1. Bagi Karyawan
Dilihat dari hasil kualitas,
sebaiknya karyawan harus lebih konsisten dan disiplin lagi dalam menjalankan
standar kualitas pelayanan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk
perbaikan iklim organisasi, sebaiknya untuk Direktur sebisa mungkin mewujudkan
iklim oragnisasi yang positif atau menyenangkan karyawannya.
2.Bagi
Perusahaan
Tim manajemen sebagai tim
pelaksana perusahaan sebaiknya menciptakan praktek-praktek kerja dan situasi
kerja yang kondusif dan menyenangkan karyawannya. Usaha-usaha yang dapat
dilakukan untuk mewujudkan iklim organisasi tersebut yaitu memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk lebih maju, naik jabatan, dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan di perusahaan. Perusahaan sebaiknya meninjau dan
meningkatkan kesejahteraan karyawan. Pelaksanaan usaha-usaha tersebut
akan membuat karyawan merasa bahwa perusahaan memperlakukan mereka dengan baik
dan memenuhi kebutuhan mereka sehingga tercipta iklim organisasi yang positif.
Untuk peningkatan kualitas pelayanan, tim manajemen dapat menyelenggarakan
kompetisi pelayanan, yaitu karyawan yang memberikan pelayanan terbaik dan
konsisten menjalankan Six Steps Service akan diberikan reward.
Kompetisi tersebut dapat membuat karyawan termotivasi untuk terus-menerus
memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi kepada pelanggan dan pada akhirnya
akan terbiasa untuk konsisten menjalankan standar kualitas pelayanan yang telah
ditetapkan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Muchlas,
M. 2005. Prilaku Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Ø Khaerul
Umam, 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Ø Hendyat
Soetopo, 2010. Perilaku Organisasi Teori Praktik di Bidang Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.
Ø Dr.
Erliana Hasan, M.Si., 2010. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama.
terimakasih ya sdh berbagi ilmu semoga kedepannya lebih lebih baik lagi untuk menjadi intelek
BalasHapusGood
BalasHapus😊
BalasHapus